Jumat, 01 Juli 2011

Oleh-oleh dari "MUSIKALISASI PUISI"

Dear Friend's, beberapa waktu yang lalu SMAN 1 Madiun mengirimkan perwakilan untuk mengikuti lomba Musikalisasi Puisi dalam rangka Pekan Seni Pelajar tingkat provinsi Jatim. Berikut ini adalah sebuah cerita dari teman kita Desita dari kelas XI IA 4 tentang perlombaan musikalisasi puisi tersebut. dan inilah ceritanya:

MUSIKALISASI PUISI

Hay sobat kalian tau apa musikalisasi puisi itu? Musikalisasi puisi adalah suatu kegiatan yang memadukan antara puisi dengan musik. Kegiatan ini merupakan terobosan PSP ( Pekan Seni Pelajar ) tingkat kota (2009/2010). Kebetulan SMAN 1 Madiun yang menjadi pemenangnya, sehingga membuat para anggotanya harus bekerja keras untuk menghadapi PSP tingkat provinsi yang akan diselenggarakan di Probolinggo pada tanggal 23 Juni 2011.

Sobat, kami akan berbagi sedikit pengalaman pada saat di Probolinggo. Sebelum hari pemberangkatan, kami melakukan latihan yang cukup ketat. Temen-temen lain sedang liburan, kita masih tetap latihan. Sesuatu yang membuat kami sangat iri, tetapi tidak membuat kami patah semangat untuk menyumbangkan piala untuk kota Madiun. Kata SEMANGAT yang hanya dalam pikiran kami!

Tepatnya tanggal 22 juni kami berangkat menuju Probolinggo bersama tim teater barabhima dan Desain Tekstil serta paduan suara yang juga merupakan peserta dari kota Madiun. Perjalanan yang sangat menyenangkan, kami banyak bercanda sepanjang perjalanan hingga ada salah satu pembina menyarankan diam untuk menghemat suara. “Woooww... begitu takutnya pembina itu jika anak didiknya kehilangan suara!! ya mungkin itu demi kebaikan mereka juga.” Kata-kata itulah yang muncul dalam pikiran kami.Sekitar pukul 18.00 kami tiba di hotel, belum lama kami beristirahat tiba – tiba lampu mati. Itu yang membuat kami kesal,” kenapa harus mati lampu saat kami merasa sangat lelah??” kata kami. Biarpun begitu kami tetap harus semangat. Setelah makan malam, Karena kurang yakin dengan penampilan untuk lomba keesokan harinya, kami mengadakan gladi resik untuk semua tim yang bergabung dalam kontingen Madiun dengan penerangan lilin yang seadanya. Belum begitu lama kami gladi resik, akhirnya lampu hidup kembali.

Keesokan harinya kami harus bangun lebih awal agar tidak terlambat ke tempat lomba. Kemudian kami berangkat menggunakan mobil yang telah disediakan panitia. Perasaan kami sangat gugup setelah sampai disana. Saking gugupnya si pembaca puisi harus bertanya apa nama judul puisi yang akan dibacakan pada pelatihnya. Disana, banyak penampilan yang sangat mengagumkan yang dilakukan oleh pesaing kami. Mereka membuat mental kami menjadi lebih down, tetapi kami terus saling menyemangati agar penampilan kami tidak kacau. Tibalah saatnya untuk menampilkan hasil karya kami. Pada saat naik panggung hati kami ‘dag dig dug dag dig dug dag dig dug’ kencang sekali. Tapi semua itu bisa kami kalahkan setelah kami memulainya. Perasaan lega yang kami dapat setelah masa – masa tegang berlalu. Kami ingin sekali menunggu hasil lomba ini, tapi tiba – tiba panitia dari Madiun menjemput kami untuk segera merapikan barang – barang karena jam satu siang kami harus sudah cek out. 

Lobi hotel adalah tempat tim musikalisasi puisi menunggu hasil penilaian juri. Hanya rasa tegang dan harapan menang yang kami rasakan. Sekitar 1 jam menunggu, kami dapat kabar dari pelatih melalui telpon bahwa tim musikalisasi Madiun “kalah”. Kata itu sangat memukul perasaan kami, namun kami tetap berpikir positif “mungkin keberuntungan belum berpihak pada kami. Kami telah menampilkan semaksimal mungkin”. Sekitar setengah jam kemudian pelatih kembali ke hotel dengan tangan memegang sebuah tropi dan piagam. Kami langsung bertanya sebenarnya apa yang telah terjadi, ternyata tim musikalisasi puisi Madiun telah meraih ‘Harapan Penampilan Terbaik’. Hasil yang cukup memuaskan bagi kami.
Pukul 16.00 kami semua dari kontingen Madiun meninggalkan hotel dan Probolinggo. Sebuah perjalanan yang menyenangkan dan memuaskan.

0 komentar:

Posting Komentar